Mengenal Herbal Bawang Dayak: Seri Edukasi Herbal 1-2
“Wajah garang tak tampak senang
Karna hati koyak teringat mantan
Bawang bukan sembarang bawang
Bawang Dayak ini khas Kalimantan”
Eleutherine palmifolia merupakan nama ilmiah bawang ini. Meskipun lebih dikenal sebagai bawang dayak (oleh sebab merupakan tanaman khas Kalimantan Tengah), sebenarnya bawang dayak juga banyak ditemukan di daerah lain, dan dikenal dengan sebutan bawang hutan.
Banyak penelitian terkini yang menyebutkan potensi fitomedicine herbal ini. Tentu hal ini sangat menggembirakan, sebab makin banyak penelitian akan menambah khazanah pengetahuan dan referensi pengobatan herbal.
Pada bawang dayak ini terkandung senyawa alkaloid, glikosida, flavonoid, fenolik, kuinon, steroid, juga tanin. Bermacam senyawa ini menjadikan bawang dayak berpotensi multikhasiat. Tentu tidak sesederhana meniup lilin di depan wajah kita. Banyak sekali penelitian yang mesti dilakukan untuk menjadikannya sebagai fitofarmaka. Jalannya pun panjang dan berkelok. Kita bicara saja sebatas potensinya, adapun sebagai herbal (jamu) tentu kita kembalikan kepada seni pengobatan yang beretika.
Sebagai misal senyawa alkaloid. Secara umum, alkaloid bisa digunakan sebagai antibakteri pada manusia dan hewan. Pada tanaman sendiri, alkaloid berfungsi sebagai pelindung tanaman dari serangan hama dan penyakit, mengatur keseimbangan ion pada tanaman, juga untuk mengatur perkembangan tanaman.
Salah satu penelitian yang dilansir Kartika Jurnal Ilmiah Farmasi (KJIF) yang merupakan media publikasi karya ilmiah Fakultas Farmasi Universitas Jenderal Achmad Yani, menyebutkan penelitian Sdri Ririn P tentang potensi bawang dayak sebagai antimikroba kulit.
Flavonoid merupakan senyawa lain yang ditemukan pada bawang dayak. Flavonoid pada bawang dayak berpotensi untuk dikembangkan sebagai antioksidan, antibakteri, antivirus, anti peradangan, antialergi, bahkan hingga antikanker.
Senyawa lain berupa polifenol yang ada pada bawang dayak juga berpotensi sebagai antibakteri.
Ada penelitian yang menarik tentang potensi antivirus pada bawang dayak, dan ini luar biasa. Berdasarkan studi tentang isolasi senyawa bawang dayak, didapatkan potensi antivirus yang berasal dari senyawa yang dinamai isoeleutherine dan isoeletherol yang merupakan turunan dari naphtoquinone. Keduanya berpotensi menghambat perkembangan virus HIV pada tahap replikasi. Ini tentu luar biasa, di saat perkembangan infeksi HIV – AIDS sangat mengkhawatirkan.
Naphtoquinone pada bawang dayak juga berperan sebagai antijamur Tricophyton rubrum yang menyebabkan infeksi pada kuku dan kulit manusia, salah satunya penyakit kutu air pada sela jari kaki.
Tulisan ini berlanjut ke bagian selanjutnya.
Oleh: dr. Didit Aktono Hadi
- Dokter & Praktisi Pengobatan Herbal/Konsultan Medis Herbal Indo Utama.
- Marketing Management Support Herbal Indo Utama.
- Business Model Canvas & Lean Canvas Observer.