• admin@herbalindoutama.co.id
  • Gondowangi, Sawangan, Magelang 56481

Demam Berdarah: Ancaman Berbahaya di Musim Hujan

Demam Berdarah atau lengkapnya Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus demam berdarah yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini sering terjadi di musim hujan, ketika populasi nyamuk tersebut meningkat.

Bagaimana seseorang bisa terjangkit Demam Berdarah? Gigitan nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus demam berdarah berperan sebagai sarana penularan infeksi. Di dalam tubuh nyamuk, virus akan berkembang biak selama 8-12 hari, kemudian setelah itu nyamuk akan menularkan virus ketika menggigit orang lain.

Kenali Nyamuk Aedes Aegypti

Nyamuk Aedes aegypti memiliki siklus hidup yang terdiri dari empat tahap; telur, larva, pupa, dan dewasa.

  1. Pada tahap telur, nyamuk betina meletakkan telurnya di tempat-tempat berair yang tidak mengalir, seperti bak mandi, talang air, dan ban bekas. Luar biasanya, telur nyamuk ini bisa bertahan hidup selama berbulan-bulan.
  2. Pada tahap larva, kita akan mengenalinya sebagai jentik-jentik nyamuk. Larva berkembang menjadi pupa setelah 4-10 hari.
  3. Dari bentuk pupa, akan berubah menjadi nyamuk dewasa setelah 2-3 hari. Nah, pada tahap ini, nyamuk dewasa akan hidup selama 2-3 minggu. Nyamuk betina butuh menghisap darah untuk menghasilkan telur, sehingga dia akan berburu mencari mangsanya untuk siklus hidupnya.

Ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko penularan Demam Berdarah, antara lain:

  1. Meningkatnya populasi nyamuk Aedes aegypti saat musim hujan.
  2. Lingkungan dengan tempat-tempat yang berair stagnan, seperti bak mandi, talang air, dan ban bekas, menjadi sarana berkembangbiak nyamuk Aedes aegypti.
  3. Kebiasaan traveling. Orang yang bepergian ke daerah yang endemis Demam Berdarah berisiko lebih tinggi terkena penyakit ini.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, pada tahun 2023 terdapat 106.354 kasus Demam Berdarah dengan 921 kematian. Kasus Demam Berdarah paling banyak terjadi di Jawa Timur, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.

Gejala Demam Berdarah

Gejala biasanya muncul 4-10 hari setelah gigitan nyamuk Aedes aegypti yang terinfeksi virus demam berdarah. Gejala ini bisa dialami dalam kurun 2 hari hingga sepekan, antara lain:

  1. Demam tinggi (bisa 40° C).
  2. Nyeri kepala.
  3. Nyeri pada otot dan sendi.
  4. Ruam kulit, bintik-bintik merah.
  5. Mual dan muntah.
  6. Pendarahan ringan, seperti mimisan, gusi berdarah.

Pada kasus yang parah, Demam Berdarah dapat menyebabkan komplikasi yang serius. Kondisi ini dikenal dengan Dengue Shock Syndrome (DSS):

  1. Penurunan tekanan darah.
  2. Kebocoran plasma darah dari pembuluh darah.
  3. Shock dan kegagalan organ.
  4. Perdarahan hebat.

Pengobatan Demam Berdarah

Pengobatan Demam Berdarah tergantung pada tingkat keparahannya. Kondisi yang dialami penderita bisa berupa demam saja dengan gejala ringan. Pada kasus yang ringan, pasien hanya perlu istirahat yang cukup dan minum banyak cairan.

Namun, pada kasus yang parah pasien perlu mendapatkan perawatan di rumah sakit untuk mendapatkan penanganan yang memadai, apalagi bila kadar trombosit rendah dan berisiko shock.

Pengobatan Demam Berdarah dengan Herbal

Gunakan produk Herbal Indo Utama berikut untuk membantu pemulihan kondisi pasien:

  1. Angkak.
  2. Habbatus Sauda (serbuk).
  3. Cakar Ayam (bila ada perdarahan).

Pasien juga disarankan untuk mengonsumsi kurma, jus jambu biji, dan rebusan daun ketela. Pertimbangkan ke faskes bila kondisi pasien dari awal memang buruk.

Pencegahan Demam Berdarah

Pencegahan yang terbaik adalah dengan menghindari gigitan nyamuk Aedes aegypti. Beberapa langkah yang masih efektif untuk pencegahan Demam Berdarah adalah 3M Plus:

  1. Menguras, menutup, dan mendaur ulang tempat penampungan air, serta Plus-nya adalah menggunakan kelambu saat tidur.
  2. Bisa gunakan lotion dengan kandungan herbal yang mempunyai khasiat anti-nyamuk. Bisa gunakan produk Herbal Indo Utama; Minyak BKM, Minyak Kayu Putih Kasih Ibu, atau Minyak Sereh HIU sebagai pengganti lotion, dan berkhasiat sebagai anti-nyamuk.
  3. Bisa pula dengan memelihara ikan yang akan memakan jentik nyamuk.

Data Menarik Demam Berdarah

Pagi ini saya mencoba menelusuri data tentang jumlah kasus dan jumlah kematian akibat Demam Berdarah di Indonesia, dari sejak tahun 2015 hingga 1 Maret 2024. Data yang menarik ini, saya peroleh dari berbagai sumber, dan yang utama saya telusuri adalah data dari Kemenkes.

Saya akan ringkaskan data tersebut berikut ini:

  • 2015: 129.650 kasus, 1.071 kematian.
  • 2016: 204.171 kasus, 1.598 kematian.
  • 2017: 68.407 kasus, 493 kematian.
  • 2018: 65.602 kasus, 467 kematian.
  • 2019: 138.127 kasus, 919 kematian.
  • 2020: 103.509 kasus, 725 kematian.
  • 2021: 73.518 kasus, 705 kematian.
  • 2022: 143.266 kasus, 1.237 kematian.
  • 2023: 114.435 kasus, 894 kematian.
  • 2024 (hingga 1 Maret 2024): 15.977 kasus, 124 kematian.

Dari data di atas, angka kematian bervariasi dari 0.66% hingga hampir 1% dari jumlah kasus. Tidak bisa saya katakan jumlah kematian itu jumlah yang sedikit. Apalagi bila melihat akumulasi jumlah kematian akibat penyakit endemis tropis ini, khususnya di negeri kita ini, yang setiap tahun, bisa kita duga akan muncul kasus baru.

Di mana menariknya data di atas? Kita mulai ya. Demam berdarah identik dengan musim penghujan. Sementara negeri kita ini, dikarunia 2 musim; musim hujan dan musim kemarau. (Kalau musim durian, musim mangga, musim duku, musim rambutan itu mah beda lagi).

Pertama, adanya fenomena seperti el nino dan la nina akan memengaruhi panjang pendeknya musim kemarau dan musim hujan di negeri ini. Misalnya, dengan munculnya el nino, akan berpengaruh pada terlambatnya musim hujan, musim kemarau yang lebih panjang, curah hujan yang cenderung berkurang, dan hujan yang tidak menentu bergantian dengan panas yang terik.

Meskipun begitu dulu kedua fenomena tersebut dianggap mempunyai pola, namun ternyata pola tersebut belakangan ini mengalami banyak perubahan. El nino yang dulu diperkirakan muncul antara 5-6 tahun, ternyata bisa muncul lebih awal antara 2-3 tahun, meskipun dengan intensitas yang lemah hingga moderat. Bahkan data yang saya peroleh menyebutkan, dulu fenomena el nino kuat muncul dalam hitungan waktu setiap 15 tahun, ternyata beberapa tahun-tahun belakangan, bisa muncul dalam waktu 8 tahun.

Kedua, beriringan dengan kedua fenomena el nino dan la nina di atas, bumi ini makin rapuh akibat ulah kita yang semena-mena.

Data pemanasan global tercatat dimulai sejak tahun 1850. Sejak tahun itu, laju peningkatan suhu bumi mengalami kenaikan 0.06°C pada setiap dekadenya. Namun, pada tahun 1982, kenaikan suhu itu menjadi 3 kali lebih cepat, menjadi 0.2°C setiap dekadenya. Bahkan pada tahun 2023, dinyatakan sebagai tahun terpanas sejak sejarah pencatatan pemanasan global pada 1850.

Tahun 2023, suhu udara 1.18°C lebih tinggi dibandingkan rata-rata suhu udara pada abad 20, dan 1.35°C lebih tinggi dibandingkan suhu kurun pra industri (1850-1900). Tercatat 10 tahun terpanas berada dalam kurun satu dekade terakhir (2014-2023), dan diprediksi peningkatan suhu bisa mencapai 2°C di waktu mendatang.

Lantas, apa korelasinya dengan Demam Berdarah? Nah, ini bagian yang menurut saya menjadi menarik.

Tercatat dalam kurun 25 tahun terakhir, kita pernah mengalami fenomena el nino lemah pada 2004-2005, 2006-2007, 2014-2015, dan 2018-2019. Kemudian el nino moderat pada 2002-2003 dan 2009-2010, sedangkan el nino kuat pada 2023. Sementara itu, el nino sangat kuat terjadi pada 2015-2016. Dalam sejarah el nino di Indonesia sebelumnya, el nino sangat kuat pernah dirasakan pada 1997-1998 dimana el nino dikategorikan sangat kuat. Namun, berdasarkan data el nino pada 2015 dirasakan lebih hebat dibandingkan pada 1997.

Banyak referensi ilmiah yang menyebutkan hubungan antara fenomena el nino dengan insiden peningkatan kasus Demam Berdarah. Misal jurnal penelitian yang dirilis oleh NCBI (National Center for Biotechnology Information). Adanya peningkatan suhu terbukti berhubungan dengan peningkatan perilaku nyamuk untuk menghisap darah, waktu reproduksi yang lebih singkat, dan pertumbuhan larva nyamuk yang lebih cepat. Peningkatan suhu juga berhubungan dengan masa inkubasi virus Demam Berdarah yang lebih singkat di dalam tubuh nyamuk. Selain itu, perubahan suhu juga berpengaruh langsung terhadap keseharian manusia.

Supaya lebih mudah, saya kelompokkan penjelasannya:

Metabolisme Nyamuk

Peningkatan suhu akan mengakibatkan metabolisme nyamuk meningkat, sehingga nyamuk akan lebih ganas mencari mangsa untuk dihisap darahnya, dan nyamuk menjadi lebih cepat dewasa, lebih cepat bertelur dan lebih banyak bertelur. Tahu sendiri kan, darah manusialah yang jadi sumber pangan nyamuk, dan melalui darah manusia pula, virus demam berdarah memperbanyak dirinya.

Aktivitas Nyamuk

Peningkatan suhu menyebabkan peningkatan aktivitas nyamuk, sehingga habitatnya menjadi lebih luas.

Inkubasi Virus

Peningkatan suhu menyebabkan masa inkubasi virus demam berdarah di dalam tubuh nyamuk menjadi lebih singkat. Dari semula 12 hari, bisa menjadi hanya 7-9 hari saja. Kurun ini meliputi masa sejak masuknya virus di dalam tubuh nyamuk, perkembangbiakannya menjadi lebih banyak, hingga ditularkan ke tubuh manusia.

Pengaruh pada Manusia

Peningkatan suhu selama episode el nino, sering kali menyebabkan kita menjadi mudah berkeringat, mudah dehidrasi, daya tubuh mudah turun, dan imunitas menjadi rendah.

Berbagai penelitian telah dilakukan di banyak negara, baik di negara-negara Amerika Latin, maupun Asia Tenggara, terutama negara-negara yang berdekatan dengan khatulistiwa, dengan menghubungkan antara peningkatan suhu, fenomena el nino dan peningkatan insiden kasus demam berdarah.

Artikel saya ini, untuk menyeru kepada teman-teman sekalian, supaya lebih waspada saat masa-masa seperti ini. Fakta demam berdarah yang berhubungan dengan fenomena el nino bisa dilihat kembali, sehingga bisa menjadi pelajaran berharga baik untuk kita saat ini, maupun generasi mendatang.

Oh ya, saya kira teman-teman pun mengetahui hal ini, bahwa nyamuk Aedes aegypti maupun sekawannya, Aedes albopictus tidak hanya menjadi vektor yang menyebarkan demam berdarah saja. Masih ada virus lain yang bisa disebarkan oleh kedua nyamuk tersebut; virus demam kuning, virus chikungunya, dan virus zika. Tidak ada salahnya kita berhati-hati, dan menerapkan pola hidup yang sehat untuk memutus siklus hidup nyamuk. Semoga bermanfaat.

Oleh: dr. Didit Aktono Hadi

  • Dokter & Praktisi Pengobatan Herbal/Konsultan Medis Herbal Indo Utama.
  • Marketing Management Support Herbal Indo Utama.
  • Business Model Canvas & Lean Canvas Observer.
  • AI Model Observer.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *